Viral Mobil Pejabat Pelat RI 36 Lewati Macet dengan Pengawalan, Tompi Membela: Pantas Lah!

Dokter spesialis operasi plastik Teuku Adifitrian, atau yang akrab disapa Tompi, memberikan tanggapan terkait kasus mobil dinas menteri berpelat RI 36 yang melawan kemacetan dengan pengawalan yang dinilai arogan.

Di tengah banyaknya kritik dari masyarakat, dokter Tompi justru membela pejabat tersebut. Ia berpendapat bahwa pengawalan terhadap menteri yang sedang dalam perjalanan dinas adalah hal yang sangat penting.

Penampakan mobil pelat nomor RI 36.

“Saya kurang paham dengan orang-orang yang mengeluhkan pejabat (menteri, presiden, wakil presiden, atau gubernur) yang jika di jalan menggunakan pengawal untuk membuka jalan,” tuturnya dalam sebuah cuitan.

Tompi yang juga seorang penyanyi ingin publik melihat hal ini dari berbagai perspektif agar lebih seimbang.

“Menurut saya, jika dilakukan dalam rangka melaksanakan tugas, rasanya itu sah-sah saja. Dengan agenda yang begitu banyak, tanpa pengawalan, waktu akan banyak terbuang di jalan,” tambahnya.

Pelantun lagu “Sedari Dulu” ini juga menyatakan, “Kecuali jika itu untuk agenda pribadi seperti bersantai atau karaoke.”

Tompi menegaskan bahwa pengawalan terhadap pejabat bertujuan agar mereka tidak telat. Mengingat, mereka memiliki agenda yang sangat padat setiap harinya.

“Kalau mereka terlambat sampai lokasi, pasti akan ada kritik di media sosial seperti, ‘Pejabat suka telat!'” ucapnya, menyindir warganet.

“Saya beberapa kali menghadiri rapat yang melibatkan para pejabat itu, dan saya sangat mengagumi betapa padatnya agenda mereka. Saya bisa merasakan betapa melelahkannya. Terlepas dari keberhasilan mereka, mereka benar-benar berusaha bekerja,” tegas Tompi.

Pria berusia 46 tahun itu mengakui bahwa dulu ia juga merasa kesal ketika harus memberi jalan bagi pengawal pejabat. Namun, kini ia mengerti alasannya.

“Dulu, ketika di jalan, saya merasakan ketidaknyamanan saat mereka lewat. Namun, setelah dipikir-pikir, seharusnya saya memberi jalan agar mereka cepat sampai di tempat kerja. Jika sudah demikian dan masih ada masalah, barulah kita bisa mengkritik,” tegasnya.

Meski begitu, banyak komentar di cuitan Tompi yang menolak pengawalan tersebut.

“Saya termasuk yang tidak setuju dengan pejabat yang membuka jalan saat macet. Sederhana saja, jika manajemen waktu mereka baik, seharusnya mereka bisa tepat waktu,” kata salah satu warganet.

“Sebenarnya, jika tidak ingin terjebak macet, mereka bisa menggunakan ojek online atau naik LRT, MRT, atau Transjakarta. Banyak pilihan, hanya saja mungkin gengsi yang harus diturunkan,” saran warganet lainnya.

“Kalau di jam sibuk, masih bisa dimengerti. Namun jika sore atau malam hari dan terlihat jelas itu adalah jam pulang, saya tidak bisa menerima mereka meminta didahulukan,” kata warganet lainnya.

Source link

Scroll to Top