Diagnosis kanker bukan lagi dianggap sebagai sebuah akhir. Sel kanker yang dapat menyebar ke seluruh tubuh menjadikan penyakit ini sangat sulit untuk diobati. Namun, dengan kemajuan teknologi medis, pengobatan kanker telah berkembang pesat, sehingga semakin banyak kasus yang dapat disembuhkan.
Sikander Ailawadhi, M.D., dokter dari Mayo Clinic, menyatakan bahwa meskipun kanker semakin banyak terjadi pada pasien yang lebih muda, pengobatannya saat ini jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Hal ini berarti bahwa meskipun lebih banyak kasus yang ditemukan, pasien kanker kini bisa memiliki harapan hidup yang lebih lama.
“Masa depan perawatan kanker tidak hanya berfokus pada inovasi teknologi baru, tetapi juga beralih ke pendekatan perawatan yang lebih personal,” jelas Sikander Ailawadhi saat ditemui di acara “Frontiers in Breast Disease, Hematology, and Heart Failure Management: A Symposium on Excellence” pada 26 September 2024 di Jakarta.
Dia menambahkan bahwa beberapa pasien akan menunjukkan respons yang sangat baik terhadap suatu perawatan tertentu, sementara kelompok pasien lainnya mungkin tidak merespons dengan baik. “Oleh karena itu, kami mencoba memahami siapa yang paling mungkin merespons dengan perawatan tertentu,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ailawadhi mengungkapkan bahwa asumsi bahwa semua kanker harus ditangani dengan kemoterapi atau radioterapi sudah tidak relevan. “Tidak ada gunanya memberikan pengobatan yang belum tentu efektif untuk pasien,” tegasnya. Oleh sebab itu, lebih baik jika dokter memahami kondisi pasien terlebih dahulu untuk menentukan perawatan yang tepat, yang ia sebut sebagai pendekatan personal.
Pentingnya Deteksi Dini
Dengan kemajuan teknologi medis, saat ini setiap sel kanker dapat dideteksi lebih awal. Menurut Ailawadhi, semakin awal kanker terdeteksi, semakin besar peluang untuk menyelamatkan nyawa. “Ada beberapa kanker yang sudah memiliki standar pemeriksaan deteksi dini, seperti kanker usus besar, kanker payudara, kanker prostat, kanker serviks, dan beberapa jenis kanker paru-paru,” jelasnya.
“Jika kanker payudara atau kanker usus besar didiagnosis lebih awal, kita dapat mengangkatnya, dan dalam banyak kasus, tidak perlu kemoterapi atau operasi agresif. Namun, jika terlambat, kanker bisa menyebar sehingga sulit untuk diobati,” tambahnya.
Ia memberikan contoh dari Amerika Serikat di mana setiap wanita berusia 40 tahun harus menjalani mammografi setiap tahun dan setiap individu, baik pria maupun wanita, pada usia 45 tahun, diwajibkan untuk melakukan kolonoskopi. Hasil pemeriksaan tersebut akan menentukan langkah selanjutnya untuk perawatan.
“Kanker yang didiagnosis terlambat sulit untuk diobati, sedangkan kanker yang terdeteksi dini dapat disembuhkan,” pungkasnya.
Apakah Mungkin Tetap Sehat Meskipun Ada Sel Kanker?
Seperti yang diketahui, sel kanker memiliki potensi untuk kembali. Banyak kasus di mana sel kanker yang telah diangkat dapat kambuh dan menjadi lebih agresif. Namun, berkat perkembangan teknologi, perawatan kanker menjadi lebih terarah dan canggih.
“Perawatan ini dapat mempengaruhi sel kanker tanpa menimbulkan efek samping yang parah pada pasien. Oleh karena itu, berbagai kanker kini bisa dianggap sebagai masalah kronis. Meskipun kita mungkin tidak dapat menyembuhkan semua orang, kita bisa mengontrol kanker. Fokus saat ini juga adalah meningkatkan kualitas hidup pasien, karena kita menyadari bahwa tidak semua kasus kanker dapat disembuhkan,” jelas Ailawadhi.
Artinya, seseorang dapat tetap hidup dengan kualitas baik meskipun ada sel kanker di dalam tubuhnya. Menurut Ailawadhi, tujuan perawatan kanker saat ini adalah memperkuat sistem kekebalan tubuh untuk mengekang sel kanker, atau memberikan imunoterapi yang ditargetkan, sehingga meskipun sel kanker ada, kondisinya dapat menjadi kronis tanpa menyebabkan kerusakan yang serius pada tubuh.
Beberapa jenis kanker mungkin memerlukan perawatan berkelanjutan untuk menjaga sel kanker tetap tenang, misalnya kanker payudara. Ia juga menekankan bahwa gaya hidup sehat sangat penting untuk menurunkan risiko kanker, seperti berhenti merokok, cukup berolahraga, menjalani pola makan seimbang, serta membatasi konsumsi alkohol.
“Semua itu sangat berharga, karena langkah-langkah ini dapat mencegah penyakit, atau jika sudah terjadi, dapat mengurangi risiko kambuh dengan menjalani gaya hidup sehat,” tutupnya.
Kolaborasi Rumah Sakit di Indonesia dengan Mayo Clinic
Perkembangan teknologi medis juga mulai terlihat di Indonesia. Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) telah menegaskan komitmennya dalam memberikan layanan kesehatan berstandar internasional melalui gelaran Simposium Internasional bertema “Frontiers in Breast Disease, Hematology, and Heart Failure Management: A Symposium on Excellence” pada 26 dan 27 September 2024.
Acara ini juga menjadi penanda satu tahun kolaborasi antara RSPP dan Mayo Clinic setelah RSPP resmi menjadi anggota pertama jaringan Mayo Clinic Care Network (MCCN) di Indonesia pada tahun 2023. Keanggotaan tersebut merupakan pencapaian signifikan dan memberikan tanggung jawab bagi RSPP untuk menjaga standar internasional dalam layanan medis serta menjadi penggerak bagi inovasi dan penelitian kesehatan.
Para ahli dari Mayo Clinic hadir di simposium ini untuk berbagi wawasan dan praktik terbaik dalam penanganan kanker payudara, hematologi, dan gagal jantung yang menjadi fokus acara tahun ini.
Beberapa pakar terkemuka yang berpartisipasi termasuk James W. Jakub, M.D., yang membahas bedah onkologi kanker payudara, Saranya Chumsuri, M.D., yang menyajikan sesi onkologi medis kanker payudara, Sikander Ailawadhi, M.D., yang berbicara tentang hematologi onkologi medis, dan Robert P. Frantz, M.D., yang membahas gagal jantung.
Dr. Lia Partakusuma, Plt. Direktur Utama IHC, menyampaikan harapan agar dengan bergabungnya RSPP ke dalam jaringan RS BUMN sebagai anggota MCCN dapat mendukung ketahanan kesehatan di Indonesia. Dengan pengetahuan tentang standar layanan internasional yang didapat, diharapkan RS dan klinik jaringan IHC lainnya juga dapat memanfaatkan pengetahuan dan teknologi terkini untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia.