Jony Ive, mantan kepala desain Apple yang terkenal sebagai perancang iPhone, mengonfirmasi bahwa ia sedang bekerja sama dengan perusahaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) OpenAI.
Kolaborasi ini bertujuan untuk merancang perangkat keras (hardware) yang memanfaatkan teknologi AI.
Konfirmasi tersebut muncul hampir setahun setelah rumor mengenai kolaborasi Ive dengan CEO OpenAI, Sam Altman. Informasi ini diungkapkan dalam sebuah profil Jony Ive yang dirilis oleh The New York Times pada 21 September 2024.
Menurut laporan itu, Ive bertemu dengan Altman melalui CEO Airbnb, Brian Chesky.
Keduanya dilaporkan akan mengembangkan “sebuah produk yang menggunakan AI untuk menciptakan pengalaman komputasi, yang tidak terlalu mengganggu kehidupan sosial, dibandingkan dengan iPhone”.
Ive dan Altman juga membahas mengenai “bagaimana kecerdasan buatan generatif (generative AI) memungkinkan terciptanya perangkat komputasi baru, karena teknologinya dapat melakukan lebih banyak hal dibandingkan perangkat lunak (software) tradisional”.
Produk ini kabarnya terinspirasi oleh iPhone versi original dan teknologi layar sentuh (touch screen).
Saat ini, belum dapat dipastikan apakah produk ini akan berupa smartphone atau bukan, mengingat Ive pada 2018 pernah mengungkapkan kekhawatirannya terhadap perilaku kompulsif dan adiktif akibat ponsel pintar.
Proyek ini didanai oleh Ive dan Emerson Collective, perusahaan investasi yang didirikan oleh Laurene Powell Jobs, istri dari mendiang Steve Jobs.
Proyek ini berpotensi mengumpulkan dana sebesar 1 miliar dollar AS (setara dengan Rp 15,1 triliun) pada akhir tahun ini.
The New York Times tidak mengonfirmasi rumor sebelumnya yang menyebutkan bahwa CEO SoftBank, Masayoshi Son, telah menginvestasikan 1 miliar dollar AS untuk proyek Ive dan OpenAI.
Proyek hardware AI ini saat ini hanya memiliki sepuluh karyawan, termasuk Tang Tan dan Evans Hankey, dua tokoh penting yang bekerja bersama Ive dalam pengembangan iPhone.
Perusahaan kreatif milik Jony Ive, LoveFrom, diketahui memimpin desain perangkat tersebut.
Tim ini tengah bekerja di sebuah gedung perkantoran seluas 32.000 kaki persegi di San Francisco, Amerika Serikat, di lokasi yang nilainya sekitar 90 juta dollar AS (sekitar Rp 1,3 triliun) yang telah dibeli oleh Ive.
Co-founder LoveFrom, Marc Newson, menyatakan bahwa detail terkait produk AI ini dan jadwal perilisannya masih belum pasti, sebagaimana dilaporkan oleh The Verge. Rincian lebih lanjut mungkin akan tersedia sebelum akhir tahun ini, karena tim di balik perangkat AI tersebut perlu memamerkan “umpan” untuk menarik investasi besar.