Pasien diabetes memiliki risiko lebih tinggi terserang asma. Fakta ini terungkap berdasarkan studi terbaru yang dipresentasikan dalam pertemuan tahunan European Association for the Study of Diabetes (EASD) di Madrid, Spanyol.
Temuan ini juga menunjukkan bahwa hubungan antara kedua kondisi tersebut bersifat timbal balik, di mana pasien asma juga berisiko lebih tinggi mengalami diabetes.
Penelitian ini menemukan bahwa individu dengan diabetes hampir dua kali lebih berisiko terkena asma dibandingkan mereka yang tidak menderita diabetes.
Sebaliknya, pasien dengan asma memiliki peluang 28 persen lebih tinggi untuk mengalami diabetes tipe 2. Studi ini mengumpulkan data dari 17 juta peserta melalui meta-analisis dari 14 penelitian berbeda, serta meninjau empat basis data jurnal medis.
“Hubungan antara diabetes dan asma masih belum sepenuhnya dipahami, dan ini menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme di balik keterkaitan ini,” ujar Dr. Nam Nguyen, pemimpin penelitian tersebut.
Menurutnya, asma maupun diabetes tipe 2 merupakan masalah kesehatan global yang sedang meningkat, dan keduanya berdampak signifikan terhadap kualitas hidup pasien, selain meningkatkan beban medis dan ekonomi.
Penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa faktor yang memperburuk risiko kedua kondisi ini, seperti hipertensi dan dislipidemia (kadar lemak darah yang tidak sehat seperti kolesterol tinggi). Faktor-faktor ini dapat memperburuk kondisi asma dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2 pada pasien yang sudah mengalami asma.
Lebih lanjut, penelitian ini menyoroti bahwa keparahan asma berkaitan dengan risiko yang lebih tinggi terkena diabetes tipe 2, meskipun durasi penyakit asma tidak secara langsung memengaruhi risiko tersebut.
Hal ini membuat para peneliti merekomendasikan agar pasien dengan diabetes tipe 2 atau asma lebih waspada dan menjalani skrining yang tepat untuk mengantisipasi risiko kedua kondisi tersebut.
Dalam upaya mencegah terjadinya diabetes tipe 2 pada pasien asma, Nguyen menyarankan perlunya strategi pencegahan, termasuk skrining pra-diabetes dan penanganan yang lebih dini.
Ia juga mengingatkan agar penggunaan kortikosteroid sistemik dilakukan dengan hati-hati, karena obat ini dapat meningkatkan kadar gula darah yang berpotensi memperburuk risiko diabetes.