Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Universitas Indonesia, Dr. Inge Permadhi mengimbau agar sekolah-sekolah di Indonesia aktif dalam memberikan edukasi mengenai makanan sehat kepada para siswa.
Hal ini dianggap penting untuk mencegah terjadinya obesitas pada anak, yang semakin meningkat di Indonesia.
“Guru-guru di sekolah harus mengajarkan tentang makanan sehat dan gizi seimbang kepada murid-murid. Anak-anak zaman sekarang pintar-pintar, dan mereka bisa menjadi perantara edukasi ini kepada orang tua di rumah,” ujar Inge, Senin (8/9/2024).
Menurutnya, edukasi mengenai makanan sehat perlu dilakukan secara bersamaan antara sekolah dan orang tua. Di sekolah, anak-anak tidak hanya diajarkan tentang gizi seimbang, tetapi juga diberikan pemahaman tentang pentingnya aktivitas fisik.
Hal ini penting agar energi yang dimiliki oleh anak-anak dapat tersalurkan dengan optimal dan mencegah obesitas.
Selain peran sekolah, Inge menekankan bahwa orang tua juga harus mengambil langkah aktif dalam menerapkan pola hidup sehat di rumah. Orang tua diharapkan dapat memahami kandungan gizi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh anak-anak.
“Anak gemuk itu bukan berarti sehat, justru bisa jadi karena kelebihan lemak. Maka, kurangi makanan dan minuman yang tinggi karbohidrat sederhana dan lemak,” jelasnya.
Inge menyarankan agar orang tua meningkatkan asupan karbohidrat kompleks seperti buah dan sayuran, serta mengurangi makanan berlemak dan gorengan. Sebab, makanan dan minuman manis juga perlu dibatasi karena dapat meningkatkan kalori berlebihan pada anak yang berisiko menimbulkan obesitas.
“Konsumsi berlebihan makanan manis dapat meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti diabetes melitus, kolesterol tinggi, hingga hipertensi pada anak-anak,” tambah anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia itu.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, satu dari tiga orang dewasa di Indonesia mengalami obesitas, dan satu dari lima anak mengalami kelebihan berat badan. Tren ini terus meningkat dalam 10 tahun terakhir, dari 8 persen pada 2007 menjadi 21,8 persen pada 2018.
Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa obesitas pada anak bisa membahayakan masa depan generasi mendatang, sehingga penanganan segera diperlukan.
Sekolah dan orang tua diminta untuk bekerja sama dalam memberikan edukasi terkait gizi seimbang demi masa depan yang lebih sehat bagi anak-anak. (antara)