JAKARTA – Kementerian Perhubungan memprediksi akan terjadi cuaca ekstrem selama libur akhir tahun, khususnya saat Natal dan Tahun Baru (Nataru). Oleh karena itu, pengendara perlu mengetahui langkah-langkah aman untuk menghadapi kondisi tersebut.
Sebelumnya, Kakorlantas Polri Irjen Pol Aan Suhanan, menyebutkan bahwa cuaca ekstrem diperkirakan berlangsung dari akhir tahun hingga awal 2025, dengan intensitas hujan yang cukup tinggi.
Ilustrasi cuaca ekstrem. BMKG meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama libur Nataru 2024/2025
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menyatakan, banyak pengemudi yang kemungkinan besar akan memilih perjalanan kembali ke kampung halaman dengan kendaraan pribadi saat libur Nataru.
“Tantangan terbesar adalah kondisi lalu lintas, terutama di jalan tol yang tidak selalu menjanjikan rasa aman bagi penggunanya,” ungkap Sony, saat dihubungi baru-baru ini.
“Tingkat kecelakaan diharapkan minim, namun melihat berbagai faktor seperti cuaca ekstrem dan perilaku pengemudi yang seringkali belum baik, diperlukan keterampilan diri sebagai perlindungan untuk menghindari risiko berbahaya,” tambahnya.
Sony juga menambahkan bahwa saat melewati jalan tol, pola pikir banyak pengemudi adalah untuk mengemudikan kendaraan dengan cepat. Hal ini tidak berlaku bagi semua pengemudi, tetapi menjadi pola umum.
Ilustrasi pengendara yang mengendarai mobil pada cuaca ekstrem.
“Pengemudi harus selalu memantau kaca spion jika ada kendaraan lain yang mendekat dengan kecepatan di atas rata-rata. Segera berikan ruang, terutama jika kendaraan tersebut adalah bus antar kota,” ujarnya.
Sony juga menjelaskan, saat cuaca ekstrem dalam perjalanan antar provinsi, perlunya untuk mengurangi kecepatan kendaraan, menyesuaikan dengan besarnya genangan air, jarak pandang, dan kesiapan mental.
Sejumlah wilayah diprediksi oleh BMKG akan dilanda hujan lebat, petir, dan angin kencang pada 29 November-5 Desember 2024.
“Jika jarak pandang kurang dari 10 meter dan rest area masih jauh, berkendaralah perlahan. Gunakan garis marka jalan sebagai patokan arah,” lanjut Sony.
“Jika kondisi semakin buruk, pindahlah ke lajur kiri, jangan berpindah-pindah jalur, dan nyalakan lampu hazard. Namun hanya sampai ke rest area terdekat, karena berhenti di jalan tol lebih berbahaya,” tutupnya.