Konsumsi Protein Hewani di Indonesia Masih Rendah Dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN

Konsumsi protein hewani di Indonesia dinilai masih rendah, jika dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN.

Kesimpulan ini muncul setelah PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, Yayasan Edufarmers bersama Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan, Universitas Indonesia (PKGK UI) melakukan studi untuk mengukur kecukupan gizi anak-anak Indonesia, yang dilakukan di 5 kota, yaitu Padang, Sragen, Mempawah, Malang, dan Makassar. Fakta tersebut diungkapkan dalam Konferensi Pers tentang “Makan Bergizi” di Artotel Gelora Senayan, Jakarta, Rabu (25/9/24).

Selama 6 minggu berturut-turut, setiap wilayah diuji coba selama 10 hari untuk setiap model pemberian makanan, yang kemudian diukur dan dievaluasi angka kecukupan gizi dan efektivitas pelaksanaannya.

Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, MPH, ahli gizi kesehatan masyarakat PKGK UI menyampaikan, walaupun konsumen protein hewani masih relatif rendah, status gizi siswa tergolong normal.

“Selain itu, sebanyak 63% siswa tidak terbiasa membawa bekal. Meskipun demikian, status gizi siswa dilihat dari berat dan tinggi badan, tergolong normal berdasarkan standar WHO dan Kemenkes,” tambahnya.

Studi ini menguji 3 model pemberian makan bergizi, yakni Ready to Eat (RTE), Ready to Cook (RTC), dan Swakelola. Tujuannya untuk menganalisis efektivitas setiap model sekaligus memantau proses produksi, pemenuhan kebutuhan gizi, hingga distribusinya.

Sementara itu, Direktur Corporate Affairs, Rachmat Indrajaya mengungkapkan, sebagai produsen protein hewani berkualitas, perusahaan berkomitmen menyediakan pangan yang bergizi dan terjangkau.

“Hal ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 2: Zero Hunger, serta mendukung visi Indonesia Emas 2045,” ujarnya.

Direktur Eksekutif Indonesia Food Security Review (IFSR), I Dewa Made Agung, yang turut hadir dalam acara ini mengungkapkan pentingnya kolaborasi multi stakeholder dalam mendukung keberhasilan program makan bergizi.

“Kami berharap, hasil studi ini dapat menjadi rekomendasi bagi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait. Tentunya kami mendukung dan terbuka untuk berkolaborasi lebih lanjut dalam penyediaan protein hewani guna meningkatkan kualitas generasi muda Indonesia,” ujarnya.

Source link

Scroll to Top