GARUT – PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) mengadakan uji coba media test drive untuk All New Hyundai Santa Fe dengan rute melintasi Kawah Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Kegiatan ini bertujuan untuk menunjukkan performa dan efisiensi bahan bakar dari dua varian SUV generasi kelima Hyundai tersebut.
Uji coba dimulai dari Padalarang dengan total jarak tempuh sekitar 115 kilometer yang terbagi dalam tiga etape. Medan yang dilalui bervariasi, mulai dari jalan bebas hambatan, lalu lintas perkotaan, hingga tanjakan curam di ketinggian 1.730 meter di atas permukaan laut.
Pada acara ini, dua varian Santa Fe dihadirkan, yaitu mesin 2.5 liter naturally aspirated (NA) bensin dan 1.6 liter turbo hybrid. Ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk membandingkan konsumsi bahan bakar kedua varian.
Kedua mobil ditempati oleh empat orang dengan berat rata-rata 85 Kg. Metode pengendaraannya tidak menerapkan Eco Driving, sehingga seluruh fitur aktif dan mode berkendara sering kali berubah untuk merasakan perbedaan.
Ketika memasuki Tol Purbaleunyi hingga keluar di Cileunyi sebagai etape pertama, All New Santa Fe berbahan bakar mesin dapat mengonsumsi BBM 10,1 Km per liter. Ini merupakan angka yang cukup baik untuk mobil bermesin konvensional, berdasarkan perhitungan dari MID.
Namun, pada pengetesan di jalur yang sama (dari arah balik), sehari setelahnya, varian hybrid menunjukkan rata-rata konsumsi yang lebih baik yakni 17,2 Km per liter. Perbedaannya cukup signifikan meski jarak yang ditempuh tetap 43 kilometer.
Saat melewati wilayah perbukitan dan berhenti di tempat peristirahatan GCK Kamojang, konsumsi bensin menjadi lebih bervariasi. Medan yang dilalui memang cukup menantang dengan tanjakan tajam dan turunan curam.
Santa Fe bermesin konvensional hanya mencapai efisiensi BBM sebesar 7,5 Km per liter, sedangkan varian hybrid mencapai 13,6 Km per liter.
Hasil tersebut diperoleh karena varian hybrid memiliki motor listrik yang memberikan dorongan tambahan saat mobil menanjak, sehingga meningkatkan efisiensi dibandingkan mesin konvensional.
Namun, hasil ini tidak dapat dijadikan patokan mutlak karena setiap pengemudi memiliki gaya mengemudinya masing-masing. Selain itu, kondisi rute dan cuaca saat berkendara juga memengaruhi konsumsi BBM mobil.