JAKARTA – Banyak pengendara yang belum menyadari risiko dari kebiasaan menekan rem secara keras dan terus-menerus saat berkendara. Hal ini sering terjadi, terutama ketika pengemudi melewati turunan panjang atau menghadapi lalu lintas yang padat.
Praktik tersebut tidak hanya berdampak pada kinerja sistem rem, tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan.
Tekanan berlebihan pada rem, terutama tanpa memberikan jeda yang cukup, dapat menyebabkan overheating.
Ketika suhu komponen rem meningkat, kinerjanya dapat menurun drastis, dan dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan kegagalan rem total.
Kegagalan sistem pengereman bisa berakibat fatal, terutama pada kecepatan tinggi atau di jalan berbukit.
Untuk menghindari risiko tersebut, penting bagi pengendara untuk mengombinasikan penggunaan rem depan dan belakang secara seimbang.
“Pengendara sering kali hanya mengandalkan satu jenis rem, padahal keduanya perlu digunakan bersama-sama untuk menjaga stabilitas dan memperpanjang usia komponen rem,” jelas seorang ahli di bidang keselamatan berkendara.
Selain itu, disarankan juga untuk berhenti sejenak setelah melewati turunan panjang.
“Beristirahat selama 3 hingga 5 menit memberi waktu bagi sistem rem untuk mendingin, sehingga mencegah overheating dan kegagalan rem,” tambahnya.
Dengan menerapkan teknik pengereman yang tepat, tidak hanya kinerja sistem rem yang terjaga, tetapi juga keselamatan pengendara dapat ditingkatkan.
“Selalu periksa kondisi rem secara berkala dan pastikan pengendalian kendaraan dilakukan dengan bijak, terutama di jalan yang menantang,” tutup ahli tersebut.