JAKARTA – Ban balap untuk kondisi kering biasanya dikenal sebagai ban slick. Ban ini berbeda dengan ban jalan raya karena tampilannya yang polos, tanpa alur atau tapak.
Alfons Abikaryono, Customer Engineering Support B2C 4W & 2W Michelin, menjelaskan bahwa meskipun ban slick terlihat polos, ban ini tidak sama dengan ban botak atau ban yang sudah habis masa pakainya.
Foto: Porsche Porsche Sprint Challenge Indonesia (PSCI) masuk putaran final 2024.
“Ini perbedaannya antara ban slick dengan ban botak yang sudah habis TWI-nya (tread wear indicators),” ujar Alfons yang ditemui di Sirkuit Mandalika, NTB, Sabtu (6/12/2024).
Alfons menjelaskan, alur pada ban jalan raya digunakan untuk mengalirkan air dan meningkatkan traksi pada kondisi basah. Namun, pada ban balap slick, alur tersebut tidak diperlukan karena pada permukaan kering, alur justru mengurangi area kontak antara ban dan aspal.
Dok. Michelin Michelin riset ban balap mobil listrik di Formula E Jakarta
“Pada ban balap slick, tampilannya polos karena pada ban balap tidak butuh alur untuk membuang air. Alur pada ban jalan raya digunakan untuk membuang air karena harus melewati banyak kondisi jalan,” katanya.
Alfons menekankan bahwa meskipun ban slick tampak seperti ban yang sudah botak, materialnya sangat berbeda. Cengkeraman ban slick jauh lebih baik dibandingkan dengan ban yang sudah habis TWI-nya.
“Meski tampilannya seperti ban habis, perbedaannya ada di materialnya. Ban slick memang dirancang seperti itu, tapi dengan daya cengkeram yang sangat baik, berbeda dengan ban yang sudah habis TWI-nya,” katanya.