Gaya Berkendara Seperti Ini Bikin Pelek Mobil Retak

JAKARTA – Retaknya pelek mobil sering kali dianggap sebagai kerusakan yang jarang terjadi. Namun, kondisi ini sebenarnya bisa muncul akibat gaya berkendara yang tidak hati-hati, terutama di jalanan dengan permukaan yang rusak.

Retaknya pelek tidak hanya mengganggu kenyamanan berkendara, tetapi juga berpotensi membahayakan keselamatan.

Menurut Diwan, pemilik bengkel Eurovolution, penyebab utama pelek retak adalah seringnya mobil menghantam lubang dengan kecepatan tinggi atau melintasi polisi tidur secara kasar.

Gaya berkendara seperti ini memberikan tekanan ekstrem pada struktur pelek, sehingga memicu retakan kecil yang bisa membesar seiring waktu.

“Ketika mobil menghantam lubang atau polisi tidur dengan keras, pelek menanggung beban yang sangat besar dalam satu titik. Hal ini mempercepat kerusakan, terutama pada pelek berbahan ringan seperti alloy,” kata Diwan.

KURNIA SANDI Lokasi berlubang di jalur Raden Wijaya, kawasan kebun kopi, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, Jum’at (11/10/2024).

“Kita sering menemui pengemudi yang abai memperlambat mobil saat melewati jalan bergelombang. Jika ini dilakukan berulang-ulang, struktur pelek akan melemah dan mudah retak,” jelasnya.

Selain itu, penggunaan tekanan angin ban yang tidak sesuai standar turut memperburuk kondisi. Ban yang kempis membuat beban mobil bertumpu langsung ke pelek, tanpa bantalan yang cukup dari ban.

Untuk mencegah hal ini, Diwan menyarankan para pengendara untuk selalu berhati-hati saat berkendara di jalan yang tidak rata, memastikan tekanan angin ban sesuai rekomendasi pabrik, dan rutin memeriksa kondisi pelek. Jika ditemukan retakan kecil, sebaiknya segera diperbaiki sebelum menjadi lebih parah.

“Jangan abaikan pelek retak sekecil apa pun, karena bisa membahayakan saat berkendara dalam kecepatan tinggi. Perbaikan lebih dini akan menghindarkan pengemudi dari risiko kecelakaan,” kata Diwan.

Source link

Scroll to Top