Cara Mencegah Demensia Usia Lanjut, Harus Aktif Olahraga?

Masih ingat dengan kisah Kakek Juhani, calon haji asal Kabupaten Majalengka yang minta turun dari pesawat untuk memberi makan ayam? Aksi ini menjadi sorotan saat musim haji 2023. Ternyata, tindakan tersebut disebabkan oleh kondisi demensia yang dialami oleh kakek berusia 95 tahun ini.

Demensia, yang kerap diidentifikasi dengan penurunan fungsi kognitif seperti ingatan dan kemampuan berpikir, banyak ditemukan pada usia lanjut.

Menurut dokter spesialis jiwa dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, Kakek Juhani mengalami penurunan daya ingat yang menyebabkan perilaku spontan dan tidak terkontrol seperti saat peristiwa di pesawat.

Apa Itu Demensia?

Demensia adalah istilah umum untuk menggambarkan penurunan kemampuan mental yang parah yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Penurunan kognitif ini paling sering ditemukan pada lansia, meskipun ada beberapa kasus demensia alzheimer pada orang berusia lebih muda.

Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel otak, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penuaan, alzheimer, dan trauma kepala.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2023, lebih dari 55 juta orang di seluruh dunia hidup dengan demensia. Di Indonesia, lebih dari 1,2 juta orang mengalami demensia alzheimer, angka yang diperkirakan akan meningkat menjadi dua juta pada tahun 2030.

Penyakit ini tidak hanya memengaruhi kualitas hidup penderitanya, tetapi juga menjadi tantangan bagi keluarga dan sistem kesehatan.

Faktor utama yang memicu demensia alzheimer termasuk tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, serta gaya hidup tidak sehat seperti kurang olahraga, merokok, dan konsumsi alkohol. Gaya hidup yang tidak aktif juga berperan besar dalam mempercepat penurunan fungsi otak.

Seperti yang diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Alzheimer Indonesia, Michael Dirk R. Maitimoe, mengabaikan kesehatan otak sejak usia muda dapat meningkatkan risiko demensia. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menjalani pola hidup sehat, mulai dari olahraga rutin hingga menjaga pola makan yang seimbang.

Salah satu cara efektif untuk mencegah demensia alzheimer adalah dengan menjalani gaya hidup aktif dan sehat. Ahli saraf dari Universitas Katolik Atma Jaya, Yuda Turana, menekankan pentingnya aktivitas fisik, seperti berjalan kaki secara rutin, untuk menjaga kesehatan otak.

Berjalan sebanyak 4.000 hingga 10.000 langkah setiap hari diketahui dapat menurunkan risiko terkena demensia alzheimer.

Selain itu, pola makan seperti diet Mediterania yang kaya akan biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran, ikan, dan minyak zaitun dapat memberikan nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan otak.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Network Open, konsumsi harian minyak zaitun dapat menurunkan risiko kematian akibat demensia.

Hari Alzheimer Sedunia yang diperingati setiap 21 September adalah momentum penting untuk meningkatkan kesadaran akan demensia dan alzheimer. Kampanye ini mendorong masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup sehat sejak dini guna mengurangi risiko penyakit di kemudian hari. Kementerian Kesehatan Indonesia turut mengajak masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup sehat melalui kampanye “CERDIK”, yang meliputi pemeriksaan kesehatan berkala, menghindari rokok, rajin berolahraga, dan menjaga pola makan seimbang.

Kasus seperti yang dialami oleh Kakek Juhani menjadi pengingat bahwa demensia bisa terjadi pada siapa saja, terutama pada usia lanjut. Dengan langkah pencegahan yang tepat, kita dapat menjaga kesehatan otak dan kualitas hidup di masa tua.

Source link

Scroll to Top