Batas Toleransi Fuel Dilution pada Oli Mesin Kendaraan

KLATEN – Pencampuran bahan bakar dengan oli mesin atau yang dikenal sebagai fuel dilution (FD) dapat mengurangi performa sistem pelumasan. Proses ini membuat oli menjadi lebih encer akibat reaksi dengan bahan bakar.

Brahma Putra Mahayana, Spesialis Teknik PT Pertamina Lubricants, menjelaskan bahwa fuel dilution adalah fenomena alami yang normal terjadi, asalkan tidak dalam jumlah yang berlebihan.

“Pencampuran ini bisa dianggap normal karena proses pembakaran di mesin kendaraan tidak selalu sempurna, sehingga menghasilkan sisa bahan bakar. Selain itu, pada komponen mesin seperti ring piston pasti terdapat celah,” ujarnya.

Brahma menambahkan bahwa sisa bahan bakar dari pembakaran yang tidak sempurna akan bercampur dengan oli mesin, menjadi kontaminan.

“Dampak dari fuel dilution ini adalah penurunan performa sistem pelumasan yang meningkatkan risiko keausan pada komponen mesin. Jika jumlah bahan bakar yang bercampur terlalu banyak, berpotensi untuk terbakar,” jelasnya.

Lebih lanjut, Brahma mengatakan bahwa semakin tinggi fuel dilution pada oli mesin, semakin rendah flash point-nya. Hal ini mengakibatkan oli lebih cepat menguap dan dapat menyebabkan kebakaran pada oli.

Tangkapan layar Oli mesin menjadi encer setelah pemakaian akibat BBM

“Flash point oli biasanya adalah 230 derajat Celsius. Namun, jika terkena fuel dilution, bisa turun hingga 150 derajat Celsius. Hal ini harus segera ditangani, dan oli perlu diganti,” tambahnya.

Brahma juga menjelaskan bahwa batas maksimal fuel dilution pada oli mesin tidak boleh lebih dari 2 persen atau 2.000 ppm. Jika melebihi batas tersebut, dapat dipastikan oli sudah mengalami kerusakan parah.

“Konsumen disarankan untuk melakukan uji laboratorium terhadap oli bekas kendaraan yang tampak encer atau menunjukkan potensi fuel dilution saat sudah waktunya diganti. Dengan begitu, bisa diketahui apakah performa mesin masih baik atau memerlukan perbaikan,” ungkapnya.

Brahma menyarankan bahwa jika fuel dilution masih dalam batas wajar, konsumen cukup mengganti oli mesin dengan yang baru untuk menghindari kerusakan lebih lanjut pada komponen.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita terkait.

Source link

Scroll to Top