JAKARTA – Menyalip kendaraan besar seperti truk dan bus dapat menjadi manuver yang berisiko, terutama jika dilakukan dari sisi kiri.
Viktor Assani, Ketua Bidang Road Safety dan Motorsport Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), menekankan pentingnya kesadaran pengendara motor terhadap risiko ini.
“Kendaraan besar umumnya memiliki blind spot yang luas di sisi kiri, sehingga pengemudi mungkin tidak menyadari keberadaan motor di area tersebut,” ujarnya.
Viktor menjelaskan, kendaraan besar memerlukan ruang ekstra saat bermanuver, baik saat berbelok, berpindah jalur, maupun melakukan pengereman mendadak. Jika pengendara motor berada terlalu dekat, risiko kecelakaan semakin tinggi, khususnya jika pengemudi truk tidak melihat motor tersebut.
Menjaga jarak aman dan tidak terburu-buru untuk menyalip dari kiri adalah langkah yang sebaiknya diambil.
“Selalu pastikan bahwa kondisi di depan benar-benar aman sebelum menyalip. Jangan pernah memaksakan diri, terutama di jalan tikungan atau di zona yang tidak terlihat oleh pengemudi kendaraan besar,” tambah Viktor.
Viktor juga mengingatkan bahwa penggunaan lampu dim dan klakson bisa memberi sinyal kepada pengemudi kendaraan besar bahwa motor hendak menyalip, sehingga meningkatkan perhatian mereka.
Selain itu, mematuhi rambu-rambu lalu lintas menjadi hal yang penting untuk berkendara dengan aman.
“Rambu-rambu lalu lintas ada untuk membantu pengendara memahami situasi jalan dan potensi bahaya yang mungkin terjadi,” jelasnya.
Dengan memahami bahaya menyalip dari sisi kiri dan menjaga jarak aman, pengendara motor dapat mengurangi risiko kecelakaan serius saat berkendara di dekat kendaraan besar.