JAKARTA – Transmisi CVT (Continuously Variable Transmission) semakin populer pada mobil modern karena menawarkan perpindahan gigi yang halus serta efisiensi bahan bakar.
Namun, bagi pengemudi yang lebih agresif dan menyukai akselerasi cepat, muncul pertanyaan mengenai kemampuan CVT untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Indra Kurniawan, pemilik Quick Service, menjelaskan bahwa CVT dirancang dengan fokus pada kenyamanan dan efisiensi, bukan untuk pengalaman berkendara yang agresif.
“CVT bekerja dengan sistem pulley dan belt, yang memberikan perpindahan tenaga yang lebih halus. Namun, kelembutan ini mungkin terasa kurang responsif bagi pengemudi yang menyukai akselerasi mendadak,” ungkap Indra.
KOMPAS.com/STANLY RAVEL Transmisi CVT dengan tombol overdrive (O/D)
Meski demikian, Indra mencatat banyak produsen kini menyempurnakan teknologi CVT dengan mode sport yang memberikan simulasi perpindahan gigi, sehingga menawarkan sensasi berkendara yang lebih agresif dengan respons gas yang lebih cepat. Namun, hasilnya tetap tidak seagresif transmisi manual atau dual-clutch.
Para pengemudi agresif juga harus mempertimbangkan risiko overheating pada CVT jika terus-menerus menggunakan performa tinggi. Indra menyarankan agar kendaraan dalam kondisi optimal dan menghindari akselerasi ekstrem secara berulang.
“Perawatan rutin, seperti mengganti oli CVT sesuai rekomendasi produsen, sangat penting untuk menjaga kinerjanya. Dengan perawatan yang tepat, CVT tetap dapat digunakan secara maksimal, meskipun karakteristiknya berbeda,” lanjutnya.
Kesimpulannya, CVT bisa menjadi pilihan bagi pengemudi agresif, namun dengan pertimbangan tertentu. Jika Anda memprioritaskan kenyamanan dan efisiensi bahan bakar, CVT adalah pilihan yang baik. Namun, jika performa agresif yang menjadi fokus utama, transmisi lain seperti dual-clutch mungkin lebih sesuai.