JAKARTA – Pelek baja yang dulu menjadi pilihan utama pada mobil kini semakin jarang digunakan, khususnya pada mobil penumpang.
Seiring perkembangan teknologi dan kebutuhan estetika, pelek baja mulai digantikan oleh material yang lebih ringan dan modern seperti pelek alloy.
Selain faktor berat yang mempengaruhi performa kendaraan, tampilan juga menjadi salah satu alasan utama pelek baja kurang diminati lagi.
Pengemudi dan pemilik mobil kini cenderung memilih pelek berbahan alloy karena tidak hanya lebih ringan, tetapi juga menawarkan desain yang lebih variatif dan menarik.
Pelek baja, meskipun dianggap kokoh dan lebih murah, dianggap kurang menarik dari segi estetika serta memberikan pengaruh negatif pada efisiensi bahan bakar karena bobotnya yang lebih berat.
Ilham Karim Salah satu pelek murah di GIIAS 2024.
Menurut Diwan, pemilik bengkel Eurovolution, salah satu alasan utama pelek baja semakin ditinggalkan adalah pergeseran kebutuhan dan preferensi pengendara terhadap performa dan tampilan kendaraan.
“Pelek alloy memberikan keseimbangan yang lebih baik antara kekuatan dan ringan. Pengendara merasakan peningkatan efisiensi bahan bakar karena bobot kendaraan yang lebih ringan,” kata Diwan.
Diwan menambahkan bahwa meskipun pelek baja masih digunakan pada kendaraan berat seperti truk dan bus karena daya tahannya, untuk mobil penumpang, terutama yang berfokus pada performa dan gaya, pelek alloy menjadi pilihan yang lebih logis.
“Selain ringan, pelek alloy juga lebih mudah dimodifikasi dan memiliki daya tarik visual yang lebih baik, sehingga lebih banyak diminati oleh konsumen,” jelasnya.
Penggantian dari pelek baja ke alloy juga didorong oleh perkembangan teknologi manufaktur yang memungkinkan produksi pelek alloy dengan harga lebih terjangkau tanpa mengorbankan kualitas.
Hal ini menjadikan pelek alloy sebagai opsi populer di kalangan pemilik mobil yang ingin meng-upgrade kendaraan mereka tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.