Pandangan Gus Miftah mengenai ucapan selamat Natal saat ini tengah memicu pro dan kontra, karena dianggap bertentangan dengan ajaran Islam.
Tetapi, pandangan Quraish Shihab tentang ucapan selamat Natal tampaknya tidak jauh berbeda dengan Gus Miftah.
Menurut Quraish Shihab, perdebatan ini selalu muncul di Indonesia menjelang Natal, sementara di Timur Tengah hal ini tidak menjadi isu.
“Pertanyaan ini sebenarnya hanya ada di Indonesia atau Malaysia, tidak ada di Timur Tengah,” ungkap Quraish Shihab dalam sebuah wawancara lima tahun lalu.
Quraish Shihab menekankan bahwa baik individu maupun ulama tidak dapat memutuskan boleh atau tidaknya ucapan selamat Natal.
Dia juga menyatakan bahwa seharusnya kita ikut berbahagia dengan kebahagiaan orang lain.
“Kita tidak bisa berkata boleh atau tidak, tetapi sebenarnya bagus jika kita ikut bergembira dengan kegembiraan siapa pun,” ujarnya.
Quraish Shihab mengingatkan bahwa Islam mengajarkan kita untuk menghargai kemanusiaan, meskipun seseorang tidak seagama dengan kita.
“Prinsipnya dalam ajaran agama, siapa pun orang itu, dia bisa sejatinya seagama dengan Anda, jika tidak, maka dia sekemanusiaan dengan Anda,” jelasnya.
Oleh karena itu, sebaiknya kita ikut merayakan kebahagiaan orang lain dan berbela sungkawa saat ada yang terkena musibah.
“Jika dia gembira, mari kita ikuti kegembiraannya. Jika dia bersedih, mari kita ikut berduka,” katanya.
Dalam konteks Natal, Quraish Shihab berpendapat bahwa sosok Nabi Isa dihormati tidak hanya oleh umat Kristiani, tetapi juga dalam ajaran Islam.
Kehadiran Nabi Isa diakui dalam Islam sebagai pembawa ajaran yang sama dengan Nabi Muhammad SAW.
“Baik umat Muslim, Kristen, Katolik, maupun Protestan, semuanya menghormati Nabi Isa. Kehadirannya membawa ajaran dari sumber yang sama di mana Nabi Muhammad menerimanya,” ujarnya.
Quraish Shihab menjelaskan bahwa keduanya mengajarkan kasih sayang, toleransi, dan kedua sosok tersebut diakui dalam kitab suci Islam.
“Mereka membawa ajaran kasih dan perdamaian, sehingga kita menyambut mereka dengan ucapan selamat hari kelahiran, dan ini tercantum dalam Al-Qur’an,” tambahnya.
Lebih jauh, Quraish Shihab menyebutkan bahwa Nabi Isa adalah orang pertama yang mengucapkan selamat Natal, bertepatan dengan hari kelahirannya sendiri.
Dengan alasan tersebut, dia berpendapat bahwa tidak jadi masalah jika seseorang memberikan ucapan selamat kepada yang merayakan Natal.
“Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa orang pertama yang mengucapkan selamat Natal adalah Nabi Isa. ‘Selamat atas hari kelahiranku.’ Jadi, sebenarnya tidak ada masalah,” tegasnya.