JAKARTA – Mobil modern saat ini cenderung mudah ringsek meskipun mengalami kecelakaan yang tidak terlalu keras. Hal ini bukan disebabkan oleh kualitas material mobil yang buruk, melainkan karena teknologi zona benturan atau crumple zone.
Crumple zone dirancang agar bagian yang terkena tabrakan bisa mudah ringsek. Tujuannya adalah untuk mencegah dampak kinetik dari tabrakan mencapai kabin dan menghimpit penumpang.
Di masa lalu, ketika produsen mobil bersaing untuk menciptakan mobil yang kokoh dan kaku, sering kali pengemudi dan penumpang malah mengalami fatalitas dalam kecelakaan meski kerusakan mobilnya ringan.
Menurut laporan dari fleetcare, Barenyi mengembangkan crumple zone karena menyadari bahwa energi kinetik selama tabrakan perlu diredakan dengan mengubah bentuk bodi di bagian depan dan belakang kabin penumpang.
Crumple zone terbuat dari logam dan plastik yang dapat melipat ke dalam saat terjadi tabrakan. Tujuan utamanya adalah memperlambat dampak tabrakan dan menyerap energi, sehingga dapat mengurangi perbedaan kecepatan antara kendaraan, pengemudi, dan penumpang.
Barenyi mematenkan desain crumple zone dengan paten nomor DBP 854.157 pada tahun 1951. Ia dikenal sebagai bapak keselamatan pasif dan memiliki lebih dari 2.500 paten, mayoritas berkaitan dengan keselamatan mobil.
Teknologi crumple zone pertama kali diterapkan oleh Mercedes-Benz pada seri W111 atau dikenal dengan sebutan Mercedes-Benz Fintail pada tahun 1959. Meskipun memiliki potensi komersial yang besar, perusahaan tersebut memilih untuk tidak memanfaatkan paten ini secara eksklusif agar semua produsen mobil dapat menggunakannya.
Keputusan tersebut mirip dengan tindakan insinyur Volvo, Nils Bohlin, yang membuka patennya untuk sabuk pengaman tiga titik yang kini digunakan secara luas. Hingga bertahun-tahun kemudian, crumple zone telah menjadi fitur standar di hampir semua mobil modern dan terbukti menyelamatkan banyak nyawa.
Crumple zone, kombinasi sabuk pengaman, dan airbag berfungsi penting dalam menyerap dampak saat terjadi kecelakaan, mengurangi pengaruh buruk pada organ vital dan tengkorak.