JAKARTA – Saat ini, keberadaan mobil listrik di pasar domestik semakin meningkat. Menariknya, jika diperhatikan, kendaraan listrik ini jarang dilengkapi dengan ban serep, berbeda dengan kendaraan konvensional lainnya.
Menurut Consumer Reports, hanya 40 persen mobil listrik di seluruh dunia yang masih menyediakan komponen tersebut. Di Indonesia, ada beberapa model seperti Aion dan Hyptec HT yang mengikuti tren ini.
Tidak adanya ban serep ini bukan tanpa alasan. Sebagian besar produsen mobil listrik memilih untuk menghemat ruang dan mengurangi berat kendaraan, mengingat baterai yang besar sudah mengambil banyak ruang di dalam kabin.
Pemangkasan bobot ini juga bertujuan untuk meningkatkan efisiensi jarak tempuh. Sebagai solusi, produsen mobil listrik menerapkan teknologi canggih untuk mengatasi masalah kebocoran ban.
Ada dua teknologi yang dapat menggantikan peran ban serep pada mobil listrik. Pertama, penggunaan ban khusus dengan teknologi Self-Healing atau Sealguard, yang memungkinkan lapisan ban menutup sendiri kebocoran pada tingkat tertentu.
Kedua, terdapat cairan gel khusus yang disediakan bersama dengan kit perbaikan di bagasi mobil. Cairan ini dapat menutup luka pada ban hingga berdiameter enam milimeter.
Cairan ini dipompa ke dalam ban menggunakan kompresor terintegrasi, mampu menutup kebocoran secara otomatis hingga ukuran enam milimeter.
Solusi ini tidak hanya efisien tetapi juga mudah digunakan, memberikan kenyamanan tambahan bagi pengemudi tanpa harus bergantung pada ban serep tradisional.
“Proses ini melibatkan kompresor yang terhubung ke pentil ban, di mana gel tersebut akan secara otomatis menutup kebocoran,” ujar Putra Pratama, Kepala PR Planet Ban, baru-baru ini.