JAKARTA – Jalan tol terdiri dari beberapa lajur yang difungsikan sesuai peruntukannya masing-masing. Lajur paling kanan hanya digunakan untuk menyalip kendaraan.
Namun, banyak pengemudi yang belum memahami fungsi lajur kanan. Sering kali, pengemudi mobil bergerak dengan kecepatan konstan, bahkan cenderung lambat, tanpa tujuan untuk mendahului kendaraan di depannya. Kondisi ini dikenal dengan istilah lane hogger.
Pemerhati masalah transportasi dan hukum, Budiyanto, menjelaskan bahwa lane hogger adalah tindakan pengemudi yang mengemudikan kendaraan dengan kecepatan stagnan di lajur kanan jalan tol, sehingga tidak memberikan kesempatan kepada pengemudi lain untuk mendahului.
“Sebenarnya, lajur kanan itu hanya diperuntukkan untuk mendahului. Dalam berlalu lintas, sudah diatur tata cara yang benar, dan setiap pengemudi bermotor harus mengikuti aturan tersebut,” katanya saat dihubungi.
“Begitu berhasil mendahului, pengemudi harus kembali ke lajur semula dan tidak boleh berada di lajur kanan dengan kecepatan yang stagnan,” tambahnya.
Artinya, meskipun pengemudi berkendara sesuai batas kecepatan maksimum yang ditetapkan di jalan tol, mereka tetap tidak diperkenankan untuk berkendara secara stagnan di lajur kanan. Lajur kanan di jalan tol memang hanya untuk mendahului.
Budiyanto melanjutkan, aksi lane hogger dapat membahayakan pengguna jalan lainnya, bahkan dapat menyebabkan kecelakaan.
“Jika pengemudi lain emosional saat mendahului lane hogger, mereka bisa langsung menyerobot lajur kanan dan melakukan pengereman mendadak. Jika terjadi pengereman mendadak, kemungkinan besar kecelakaan beruntun terjadi,” jelas mantan Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya itu.
Sementara itu, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menambahkan, bagi pengemudi yang menghadapi lane hogger sebaiknya tidak bertindak agresif.
Jika terpaksa harus mendahului lane hogger, hal tersebut diperbolehkan melalui lajur kiri, namun harus dengan catatan tertentu.
“ jika ada hal yang mengganggu di lajur kanan, mendahului melalui lajur kiri diperbolehkan asalkan dilakukan dengan aman, dan lajur kiri juga dalam keadaan kosong tanpa manuver agresif,” kata Sony.
Menurut Sony, ada beberapa metode yang dapat digunakan saat bertemu lane hogger, seperti menggunakan klakson atau lampu jauh.
“Menyalakan klakson dan lampu dapat dianggap sebagai bentuk komunikasi. Namun, seringkali komunikasi ini tidak disikapi positif oleh pengendara lain sehingga dapat memicu konflik,” ungkapnya.
Dia juga menjelaskan metode lain yang bisa digunakan saat menghadapi lane hogger. Meskipun tidak selalu berhasil, metode ini dapat meminimalisir potensi konflik.
“Metodenya adalah mendekatkan kendaraan hingga terlihat di kaca spion lane hogger, lalu menyalakan sein kanan. Metode ini lebih aman dan dapat mengurangi konflik,” kata Sony.