KLATEN – Konsumen memiliki kewajiban untuk merawat mobil mereka dengan melakukan penggantian oli mesin secara teratur, sesuai dengan rekomendasi yakni setiap 5.000 Km atau setiap enam bulan.
Dengan interval penggantian tersebut, diharapkan kualitas dan volume oli mesin tetap optimal. Namun, konsumen tetap perlu melakukan pemeriksaan rutin setiap kali sebelum berkendara.
Nova, mekanik dari bengkel mobil Aha Motor Yogyakarta, menyatakan bahwa pemeriksaan level oli melalui dipstick merupakan langkah antisipatif untuk menghindari risiko kekurangan oli.
“Jika mesin dalam kondisi baik, diharapkan oli tidak berkurang sebelum saat penggantian, namun berbagai masalah bisa muncul kapan saja, seperti kebocoran atau oli yang terbakar, sehingga oli bisa habis lebih cepat,” ungkap Nova.
Nova menjelaskan bahwa pemeriksaan oli secara berkala dapat dilakukan oleh konsumen secara mandiri, asalkan memahami cara membaca volume oli dengan dipstick.
“Perhatikan level atas dan bawah pada dipstick. Lakukan pemeriksaan dengan kondisi mesin mati dan mobil terparkir pada permukaan yang rata. Sediakan tisu untuk mengelap sisa oli yang menempel sebelum melakukan pengukuran,” jelas Nova.
Menurut Nova, level oli yang ideal seharusnya sedikit berada di bawah garis maksimal. Seiring berjalannya waktu, oli dapat berkurang akibat penguapan, dengan batas aman hingga setengah dari kapasitas.
“Jika level oli sudah di bawah setengah meskipun waktu penggantian oli masih lama, maka bisa ditambah atau diganti jika waktu penggantian mendekati,” tambah Nova.
Nova menekankan bahwa pengurangan volume oli dalam waktu singkat bisa menjadi tanda adanya masalah pada sistem pelumasan mesin. Maka, pemeriksaan lebih lanjut diperlukan.
“Mengemudikan mobil dengan volume oli yang kurang dapat meningkatkan risiko, karena komponen mesin berpotensi mengalami keausan akibat pelumasan yang tidak optimal,” ucap Nova.