KLATEN – Tuas transmisi pada mobil matik memiliki beberapa pilihan, seperti D untuk maju, R untuk mundur, dan N untuk berhenti. Selain itu, ada juga posisi gigi percepatan rendah seperti L, S, 1, dan sebagainya.
Fungsi gigi percepatan rendah adalah untuk mendapatkan torsi maksimal, terutama saat mobil hendak menanjak. Semakin kecil rasio putaran poros input dan output, maka tarikan mobil menjadi lebih ringan.
Namun, saat menanjak, bukan berarti kendaraan selalu aman dengan menempatkan tuas di L/1/S. Dalam kondisi tertentu, mobil justru tidak membutuhkan rasio percepatan rendah.
shutterstock Ilustrasi menggunakan mode transmisi manual.
Hardi Wibowo, pemilik Aha Motor Yogyakarta, menyatakan bahwa banyak pengemudi yang salah paham mengenai fungsi tuas transmisi percepatan rendah pada mobil matik.
“Kesalahan sering terjadi khususnya saat menanjak. Banyak orang menganggap bahwa tuas transmisi harus berada di posisi gigi percepatan rendah (L/1/S), bukan di D, untuk merasa lebih aman. Padahal ini kurang tepat,” ucap Hardi.
Hardi menjelaskan bahwa saat menanjak, pengemudi harus memperhatikan putaran mesin. Dengan posisi gigi rendah, putaran mesin cenderung lebih tinggi, sementara putaran roda menjadi lebih lambat.
“Hal ini bertujuan untuk meningkatkan torsi agar mobil lebih ringan saat menghadapi tanjakan, tetapi pada titik tertentu, mobil sudah tidak membutuhkannya ketika putaran mesin terlalu tinggi,” tambah Hardi.
Menurut Hardi, batas putaran mesin bisa dilihat dari garis takometer dengan warna merah, yang menandakan zona over running atau berlebihan. Kondisi ini biasanya terjadi di tengah tanjakan panjang.
“Posisi L/1/S membuat sistem transmisi membatasi perpindahan gigi. Jika pengemudi terus menginjak pedal gas, transmisi berisiko mengalami overheating,” kata Hardi.
Kompas.com/Erwin Setiawan Mobil matik masih menggunakan kampas kopling meski berbeda bentuk dengan yang manual.
Ketika transmisi mengalami panas berlebih, menurut Hardi, performa oli akan menurun, yang dapat membuat kampas lebih mudah selip dan memicu keausan.
“Selip yang berlebihan akan membuat kampas lebih cepat aus dan gosong, menyebabkan bau hangus, serta mengurangi tenaga. Dalam kondisi ini, mobil menjadi lemah saat digunakan menanjak,” jelas Hardi.
Dia menambahkan, kampas yang sudah aus harus diganti melalui proses turun transmisi agar performanya kembali optimal.